MOTTO : "KEPUASAN ANDA ADALAH ANUGERAH TERINDAH BAGI KAMI"

Khutbah Jum'at : Makna Ibadah


KHUTBAH JUM’AT
MAKNA IBADAH MENUMBUHKAN NILAI TAUHID
OLEH : H. MOH SYAFRI MAHMUD, S.Fil.I

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَمَرَناَ باِلاْعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ وَالإِبْتِعاَدِ عَنِ العاَدَاتِ
الجاَهِلِيَّةِ. وَالصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٌ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا نَبِيَّ الرَحْمَةِ وَقُدْوَةَ الأُمَّةِ لِنَيْلِ السَعَادَةِ فيِ الدُنْيَا وَالآخِرَةِ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِْ
أَمَّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَإِيّاَيَ بِتَقْوَى اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Ma’syiral Muslimin Jamaah Jum’at  Rahimakumullah
            Pada kesempatan mulia ini, didalam naungan rumah Allah nan damai marilah kita membulatkan tekad untuk terus –menerus bertakwa kepada-Nya disertai harapan kiranya kita selalu mendapat hidayah, rahmat dan pertolongan-Nya dalam menghadpi aneka macam ujian dan tantangan kehidupan yang datang bertubi-tubi laksana gelombang air laut ditepi pantai.


Ma’syiral Muslimin Jamaah Jum’at  Rahimakumullah
            Hidup dizaman modern seperti saat ini tak selamanya menawarkan segala macam kenikmatan dan kesenangan hidup tapi juga menghadirkan kepada kita tantangan-tantangan nan bukannya semakin ringan malah semakin berat.
            Tak jarang dan tak sedikit diantara kita tak sanggup menahan dahsyatnya ujian kehidupan itu. Diantara mereka ada yang berakal pendek, mengakhiri kehidupannya sendiri alias bunuh diri, ada juga yang menderita sakit jiwa, pun ada pula yang terjerumus ke jurang kemaksiatan.
Jamaah Jum’at yang Insya Allah selalu mendapat rahmat Allah
            Menghadapi kesemuanya itu, sebagai manusia yang berakal seyogyanya kita mau merenungi diri, menyadari hakikat diri, siapakah kita, menggali makna keberadaan kita serta mengenali kembali tujuan kehidupan kita, untuk apa kita ada didunia ini?. Para filsuf yunani pada masa lampau telah mencoba mencari jawaban dari misteri tentang hakikat diri manusia sehingga lahirlah filsafat Cogito Ego Sum (Saya berfikirkarena itu saya ada). Bagaimana konsep jawaban islam sendiri mengenai hal tersebut?
            Islam, agama yang tidak akan pernah bertentangan dengan fitrah manusia, memberikan jawabannya. Bahwa sesungguhnya manusia hanyalah salah satu diantara ratusan, ribuan, jutaan bahkan diantara bilangan yang tiada terhingga dari makhluk ciptaan Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa. Dia tidak main-main didalam menciptakan makhluk-Nya, yang pastinya terdapat hikmah yang luar biasa dibalik penciptaan itu, begitu pula dengan penciptaan kita manusia.
Allah berfirman :
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦ مَآ أُرِيدُ مِنۡهُم مِّن رِّزۡقٖ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطۡعِمُونِ ٥٧  إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلۡقُوَّةِ ٱلۡمَتِينُ ٥٨
Artinya : “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku. Aku tidak menghendaki rezeki sedekitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki  supaya mereka tidak memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (Adz-Dzariat: 56-58)

Ma’syiral Muslimin Jamaah Jum’t  Rahimakumullah
            Misi utama kita sebagai manusia sebagaimana diproklamirkan oleh sang maha pencipta sebagaimana ayat diatas tiada lain tiada bukan ialah untuk beribadah kepada-Nya. Akan tetapi, masih ada juga  diantara kita yang bertanya, mengapa kita harus beribadah, apakah Allah adalah Dzat yang haus untuk diibadahi sehingga ia memerintahkan kita untuk menyembah-Nya? Dan macam-macam pertanyaan lainnya yang penuh tendesius kesombongan dan pengingkaran. Hal ini timbul karena sering orang membaca (membahas) serta memahami ayat tentang kewajiban beribadah tersebut cukup sampai pada ayat ke-56 dari Adz-Dzariat saja tampa mau mengkaji ayat berikutnya. Padahal ayat selanjutnya, ayat ke-57 menegaskan bahwa meskipun Allah menciptaka manusia dan jin sebagai hamba yang berkewajiban menyembah-Nya.
            Dia sama sekali tidak membutuhkan pemberian, tidak menghajatkan rezeki atau makan dari mereka. Justru, Allah-lah sang pemberi rezeki, pemilik kekuatan nan maha perkasa tempat segala makhluk bergantung. Sehingga, sejatinya ibadah kepada Allah merupakan kebutuhan mutlak manusia, bukan kewajiban belaka. Sungguh, merugilah orang yang enggan beribadah sebab ia akan kehilangan visi dan misi utama kehidupannya. Sedangkan Allah, maha suci, seandainya manusia dimuka bumi ini beribadah kepada Allah seluruhnya, itu tidaklah menambah ke-maha muliaan-Nya sedikitpun. Begitu pula sebaliknya , seandainya manusia dimuka bumi ini tidak mau beribadah kepada Allah seluruhnya, itu tidaklah mengurangi sedikitpun ke-maha muliaan-Nya. Dengan demikian, alasan apa lagi yang membuat kita menghindar dari perintah beribadah kepada Allah?
Ma’syiral Muslimin Jamaah Jum’at  Rahimakumullah
            Suatu ibadah tidak akan diterima kecuali dengan 2 syarat: Pertama, Ibadah yang dilaksanakan semata-mata ikhlas karena Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah :
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus”(Al-Bayyinah:5).
            Kedua, hendaknya ibadah itu sesuai dengan apa yang diajarkan atau dituntunkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang artinya :
            Dari Aisyah R.A. Dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, ”Barang siapa yang mengada-ada (melakukan sesuatu yang baru) didalam urusan kami (agama) ini sesuatu yang yang bukan bersumber padanya (tidak disyari’atkan), maka ia tertolak” (HR. Al-Bukhari)

Jama’ah Jum’at yang berbahagia
            Setelah menyadari hakikat keberadaan kita dimuka bumi ini, marilah kita mengisi kehidupan dengan ketaatan pada Allah SWT, selama hayat masih dikandung badan, sebelum datangnya pemutus cita-cita, harapan, dan masa depan yaitu maut. Sebelum tiba suatu hari dimana didalamnya tiada lagi jual beli yakni yaumul hisab.
            Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Azza Wa Jalla berfirman, “Hai anak  Adam, Aku menyuruhmu tetapi kau berpaling, Aku melarangmu tetapi kau tidak mengindahkan, Aku menutupi(kesalahan-kesalahan) mu tetapi kau tambah berani, Aku membiarkanmu dan kau tak memperdulikan Aku. Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh yang Maha Besar (Allah) dia berpaling dan mengesampingkan, ketahuilah apabila kau minta Aku memberimu, jika kamu berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, dan apabila kau sakit, Aku sembuhkan, jika kau berserah diri, Aku memberimu rezeki, jika kau mendatangi-Ku, Aku menerimamu, bila kamu berbuat dosa Aku ampuni (dosa-dosa)mu, dan Aku maha penerima taubat dan maha pengasih . (HR. Tirmidzi dan Al Hakim). Maka Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, nikmat Tuhan yang manakah yang akan kita dustakan?
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.




KHUTBAH KEDUA

الحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلَهُ.
Jamaah Jum’at Rahimakumulloh
Dari khutbah yang pertama, dapat disimpulkan :
          Bahwa kita hanyalah makhluk Allah, hamba-Nya yang memiliki tujuan hidup supaya beribadah kepada-Nya. Beribadah kepada-Nya adalah kebutuhan kita manusia selaku hamba-Nya bukan kebutuhan Allah. Kemudian Ibadah yang diterima haruslah memenuhi syarat yaitu ikhlas karena Allah semata dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw.
          Demikian, selanjutnya marilah kita merendahkan diri berdoa kehadirat Allah Swt.
اللّـهُمَّ صَلّ على محمَّدٍ وعلى ءال محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على إبراهيمَ وعلى ءالِإبراهيم وبارِكْ على  محمَّدٍ وعلى ءالِ محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على إبراهيمَ وعلى ءالِ إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ يَاقَضِيَ الحَاجَاتِ، اللّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ، اللّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِسْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَاشِدِيْنَ،رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
.كَرِعِبَادَاللهِ :إِنَّاللهَيَأْمُرُبِالْعَدْلِوَالإِحْسَانِوَإِيْتَاءِذِيالقُرْبَىوَيَنْهَىعَنِالْفَحْشَاءِوَالْمُ
وَالْبَغْيِيَعِظُكُمْلَعَلَّكُمْتَذَكَّرُوْنَ

1 komentar :

  1. Semoga materi teks khutbah jumat nya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.

    BalasHapus